MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN
KELAS : X Pemulian dan Perbenihan Tanaman
SEMESTER : 2
KI/KD 3.9 : Pemeliharaan Bibit Hasil Pembiakan Tanaman Secara Generatif dan Vegetatif
Tujuan Pembelajaran : peserta didik mampu melaksanakan pemeliharaan bibit hasil pembiakan secara generatif dan vegetatif
Secara garis besar, pemeliharaan bibit hasil pembiakan tanaman dapat diuraikan menjadi 5 kegiatan. Yaitu :
Sumber : Buku Teks Bahan Ajar Siswa : PEMBIAKAN TANAMAN semester 4
Tujuan Pembelajaran : peserta didik mampu melaksanakan pemeliharaan bibit hasil pembiakan secara generatif dan vegetatif
Secara garis besar, pemeliharaan bibit hasil pembiakan tanaman dapat diuraikan menjadi 5 kegiatan. Yaitu :
a)
Pengairan/ Penyiraman
Faktor utama dalam pemeliharaan bibit adalah air, karena air mempunyai
peranan penting dalam mempertahankan kesuburan media tanam. Oleh
karena itu, pemberian air dalam media tanam harus diatur sehingga cukup memadai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor-faktor
yang mempengaruhi
pemberian
air diantaranya
adalah :
1. Sifat fisik media tanam
Sifat fisik media tanam, misalnya tekstur,
menentukan banyaknya
kebutuhan air. Tekstur media tanam yang lebih halus mempunyai kemampuan memegang air lebih kuat.
Dengan demikian kebutuhan air media tanam yang bertekstur halus
lebih banyak dari pada media tanam yang bertekstur
kasar. Misal
pasir mempunyai
kemampuan mengabsorbsi air lebih rendah dari
pada tanah liat. Pasir menjadi cepat basah dan mudah kering.
Oleh karena itu, frekuensi pemberian air pada media pasir lebih sering
dilakukan, tetapi jumlahnya lebih sedikit.
2. Pengaruh musim
Untuk
mempertahanakan kelembaban pada media
tanam, saat
musim hujan jumlah
dan frekuensi air siraman
dikurangi. Pada musim kemarau diusahakan jumlah
dan
frekuensi air
siraman di tambah agar media tanam
tidak
kering. Karena pada musim kemarau tingkat penguapannya
lebih
tinggi
sehingga media cepat kering.
Kekurangan atau kelebihan air pada musim kemarau terjadi penguapan yang tinggi
dan dapat mempengaruhi
kondisi air
dalam media
tanam.
Tanpa diimbangi
penyiraman yang
rutin, menyebabkan media cepat
kering. Bila keadaan kering
inidibiarkan berkepanjangan maka daun-daun bisa
gugur dan lamakelamaan bibit akan mati. Begitu juga pada musim
penghujan, media tanam akan cenderung kelebihan air
sehingga kondisi
media tanam akan menjadi sangat lembab. Hal ini akan memacu
pertumbuhan penyakit pada bibit. Selain itu air yang berlebihan sampai menggenang dalam media terlalu lama dapat menyebabkan busuk
akar, akibatnya bibit akan mati.
Media tanam
yang
baik dapat menyediakan air yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang cukup. Berapa banyak
air
yang harus diberikan padamedia
tanam
dipengaruhi oleh jenis tanaman, jenis
bahan media
tanam
yang digunakan dan keadaan iklimnya. Gunakan
gembor dalam melakukan penyiraman
agar media
dalam polybag tidak banyak yang hilang
bersama penyiraman.
Gambar 38. Penyiraman diareal pembibitan
Prosedur Kerja Penyiraman
a. Amati kondisi media tanam
apakah sudah kering atau belum !
b. Bila
media tanam sudah mulai kering segera siram
dengan
menggunakan gembor/selang !
c. Lakukan penyiraman hingga media tanam yang ada dalam polybag basah merata !
b) Pemupukan
Pemupukan merupakan aktivitas
pemberian unsur-unsur hara untuk mendukung
pertumbuhan tanaman dan mempertahankan
kesuburan
media tanam. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemupukan yaitu:
1. Jenis pupuk
Pupuk yang berasal
dari bahan anorganik seperti Amonium Nitrat,
mempunyai kelarutan unsur hara yang tinggi. Bila diberikan secara
teratur pada media tanam, maka ketersediaan unsur
hara dapat dipertahankan.
2. Waktu pemberian pupuk
Pemberian pupuk perlu memperhatikan keadaan musim. Pada awal
atau
akhir musim hujan merupakan
saat yang tepat
untuk melakukan pemupukan pada
tanaman
tahunan. Namun pemberian
pupuk pada bibit dalam
polybag sebaiknya
dilakukan secara periodik dengan frekuensi pemberian yang lebih sering
dan
tidak bergantung pada musim. Satu hal yang perlu diingat dalam
pemberian pupuk adalah
jangan
melakukan
pemupukan
ketika
media tanam kekurangan air, karena unsur-unsur
hara tidak
dapat
diserap oleh tanaman. Pupuk diberikan pada waktu daun-daunan
mulai menguning dan pertumbuhan sedikit
mulai terhambat.
3. Cara Pemberian
pupuk
Ada
beberapa cara
pemberian
pupuk yang dapat
dilakukan
yaitu
ditaburkan, disiramkan dan
disemprotkan. Pemberian
pupuk pada tanaman yang
ada
dalam polybag lebih efektif dilakukan dengan disiramkan atau disemprotkan.
Prosedure
Kerja Pemupukan
1.
Larutkan pupuk NPK ke dalam
air dengan konsentrasi
0,2-0.4%
!
2.
Siramkan larutan pupuk tersebut ke media tanam dalam polybag
100 150mm/polybag !
3. Bila memupuk dengan pupuk daun, pupuklah
bibit dengan disemprot, dan gunakan pupuk tersebut
sesuai dengan anjuran !
Berikut ini adalah contoh cara pemupukan pada bibit tanaman durian :
c)
Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang sering
menyerang bibit hasil sambungan
atauokulasi antara
lain: tungau merah,
Aphia
spec (kutu
daun) dan
penyakit yang
disebabkan oleh jamur. Cara untuk mencegah di samping dengan kebersihan
pada alat-alat dan tempat penyambungan/okulasi, juga dengan pemeliharaan yang sebaik-baiknya dari tanaman yang
disambung.
Pemakaian pestisida dapat pula dipergunakan
bila tingkat serangan hama dan penyakit sudah tinggi. Faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam
penggunaan
pestisida adalah
:
1. Dosis atau konsentrasi pestisida.
2. Jenis pestisida
disesuaikan dengan organisme pengganggu.
3. Waktu pemberian disesuaikan
dengan cuaca, tahap pertumbuhan
bibit dan organisme pengganggu.
4. Cara pemberian pestisida disesuaikan dengan bentuk
pestisida
misal disemprot/ditaburkan.
Sebelum menggunakan pestisida terlebih dahulu bacalah petunjuk
penggunaan
yang tertera pada label.
Prosedur Kerja Pengendalian
Hama dan Penyakit
1. Amati jenis hama atau penyakit yang menyerang!
2. Semprotlah bibit tersebut dengan
menggunakan pestisida yang sesuai
dengan jenis
hama atau penyakit
yang menyerang !
3.
Lakukan penyemprotan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada lebel pestisida yang anda
gunakan !
d)
Penyiangan
Penyiangan di areal
pembibitan baik dalam bedengan, bak batu bata, kotak
kayu dan polybag
perlu dilakukan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut
rumput-rumput
yang
berada disekitar bibit stek. Penyiangan
dilakukan
agar supaya pertumbuhan bibit stek tidak terganggu baik
dalam menyerap unsur hara
maupun mengganggu dalam
pencahayaan (proses
asimilasi).
e) Pemangkasan
Bibit hasil pembiakan secara vegetatif
yang masih berada daun pembibitan perlu dilakukan pemangkasan agar supaya didapatkan tunas yang banyak sehingga akan dihasilkan bibit yang banyak tunas. Pada waktu akan
dipindahkan bibit perlu dilakukan pemangkasan agar
supaya mengurangi penguapan yang
berlebihan sehingga akan mengakibatkan bibit mengalami
stress (staknasi). Pemangkasan dilakukan dengan
menggunakan gunting
atau pisau.
Video berikut merupakan contoh teknik pemangkasan pada bibit tanaman durian
CARA PEMINDAHAN BIBIT
1. Cara Cabutan
· Sebelum dicabut
pesemaian dibasahi
· Dipilih bibit yang bagus,dicabut satu per satu dengan hati-hati,
dijaga
agar akar tidak putus
· Bibit
tersebut harus
segera ditanam,
jangan
menunggu layu
Untuk mengurangi
penguapan, sebelum ditanam biasanya
· dilakukan pengupiran daun
2. Cara Putaran
· Tanaman beserta tanah yang melekat pada
perakarannya
digali
· Dipindahkan ke polibag/keranjang bambu/pelepah pisang
· Jika sudah kuat
bisa
segera ditanam di
lapang
3. Cara Potongan
· Bibit digali,
kemudian sebagian dari batang dan
akarnya
dipotong,
baru kemudian ditanam
· Lebih mudah pada saat memindahkannya kerusakan akar bisa dikurangi mudah
pengangkutannya