Kamis, 06 Desember 2018

QUIZ KULTUR JARINGAN

TEKNIK PEMBIAKAN TANAMAN

TEKNIK PEMBIAKAN TANAMAN

MAPEL : Agribisnis Pembibitan dan Kultur  Jaringan Tanaman
KD : Menganalisis Teknik Pembibitan Tanaman
KELAS : XI PPT (Pemuliaan Dan Perbenihan Tanaman)

Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah proses menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti biji, stek, umbi, dan bagian tanaman lainnya (Wikipedia, 2012). Tujuan utama dari pembiakan tanaman adalah untuk mencapai pertambahan jumlah, memelihara sifat-sifat penting dari tanaman (Askari, 2010), dan juga untuk mempertahankan eksistensi jenisnya.
Silahkan simak video pembelajaran berikut ini :

Secara garis besar teknik pembiakan tanaman terbagi atas teknik perbanyakan generatif atau secara seksual dan secara vegetatif atau aseksual. Teknik perbanyakan generatif adalah teknik perbanyakan tanaman dengan biji. Teknik perbanyakan vegetatif adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman selain biji. Teknik perbanyakan vegatatif ini terbagi atas dua yaitu alami seperti tunas, umbi, geragih dan  yang kedua buatan seperti stek, okulasi, sambung, susuan dan cangkok.



A.      Teknik pembiakan generatif
Perbanyakan secara seksual atau generatif adalah proses perbanyakan dengan menggunakan salah satu bagian dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ tanaman yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/ meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai tanaman mini karena di dalamnya sudah terdapat bagian-bagian tanaman yang tersusun dalam massa yang kompak.


Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji adalah untuk memperoleh sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, tahan penyakit, dll. Perbanyakan secara generatif ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihannya diantaranya adalah
1.      sistem perakarannya kuat
2.      masa produktif lebih lama
3.      lebih mudah diperbanyak
4.      tahan penyakit yang disebabkan oleh tanah
5.      memiliki keragaman genetik yang digunakan untuk pemuliaan tanaman
Sedangkan kekurangan dari perbanyakan ini diantaranya adalah
1.         waktu berbunga lebih lama
2.         anakan berbeda dengan induknya, tidak cocok untuk perbanyakan yang membutuhkan keseragaman.

Perbanyakan  tanaman  dengan biji (generatif) terutama  dilakukan untuk penyediaan batang  bawah yang nantinya akan diokulasi atau disambung dengan batang atas dari jenis tanaman unggul.   Perbanyakan dengan biji juga masih dilakukan terutama pada tanaman tertentu yang bila diperbanyak dengan cara vegetatif menjadi tidak efisien (tanaman buah tak berkayu).

B.       Teknik pembiakan vegetatif
Perbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman selain biji seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya (Made, 2009). Prinsip dari perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.


Keunggulan perbanyakan dengan system ini antara lain adalah
1.      menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya
2.      tanaman lebih cepat berbunga dan berbuah
3.      dapat menggabungkan berbagai sifat yang diinginkan.
Sedangkan kelemahan dari perbanyakan ini diantaranya adalah
1.      membutuhkan pohon induk yang lebih besar dan lebih banyak
2.      akar tanaman (anakan) kurang kokoh, sehingga mudah rebah,
3.      masa produktif singkat
4.      membutuhkan biaya yang mahal.

Teknik perbanyakan vegatatif ini terbagi atas dua yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.  Vegetatif alami merupakan teknik perbanyakan aseksual yang tidak membutuhkan bantuan manusia seperti tunas, umbi, geragih, stolon, spora dan lain sebagainya.

Sedangkan vegetatif buatan adalah teknik perbanyakan aseksual yang membutuhkan bantuan manusia. Ada lima cara perbanyakan vegetatif buatan untuk tanaman yaitu penyetekan (cutting), penyambungan (grafting), penyusuan (approach grafting), okulasi (budding) dan pencangkokan.






Pengenalan Alat Laboratorium Kultur Jaringan

PERALATAN KULTUR JARINGAN

MAPEL : KULTUR JARINGAN
KELAS : XII APKJ (AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN)
SK : Membiakkan tanaman dengan teknik kultur jaringan

Pengertian kultur jaringan
Kultur jaringan  dalam bahasa  asing disebut  sebagai tissue culture. Kultur adalah budi daya, sedangkan  jaringan adalah sekelompok  sel yang mempunyai  bentuk  dan fungsi yang sama. Maka kultur jaringan   artinya suatu teknik membudidayakan   jaringan  tanaman  baru yang lengkap dan mempunyai  sifat seperti  induknya. Pembiakan  dengan kultur jaringan  dilakukan dengan  mengambil bagian tanaman  seperti  sel, jaringan,  atau  organ, kemudian  menumbuhkannya secara aseptik  (suci hama)  mengunakan  media buatan yang dilakukan di tern pat steril sehingga bagian tanaman  terse but memperbanyak   diri dan beregenerasi   menjadi  tanaman  yang lengkap. Manfaat kultur jaringan tanaman

Pembiakan   tanaman   dengan   teknik  kultur   jaringan   memiliki  tujuan untuk  memproduksi   tanaman   dalam jumlah  besar  dalam waktu  relatif singkat,  terutama   untuk  varietas-varietas    unggul yang baru  dihasilkan. Selain  itu  kultur  jaringan   juga  dimanfaatkan   untuk  tujuan  pemuliaan tanaman   dengan  tujuan   menghasilkan  tanaman  baru  sesuai  yang kita inginkan.



Kelebihan  dan kelemahan kultur jaringan

Kelebihan  pembiakan  tanaman   dengan  metode  kultur  jaringan  adalah dapat memperbanyak  tanaman tertentu yang sangat sulit dan lam bat jika diperbanyak   secara  konvensional,  diperoleh  bibit dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, perbanyakan   tidak memerlukan  tempat  yang luas, dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, bibit yang dihasilkan  lebih  sehat,  dapat  memanipulasi   genetik, dan  biaya pengangkutan   bib it lebih murah.

Kelemahan  pembiakan  tanaman   dengan  metode  kultur  jaringan   adalah dibutuhkan    biaya   investasi awal   yang   relatif   lebih   besar    untuk pengadaan      laboratorium,      dibutuhkan      keahlian khusus untuk mengerjakannya,    tanaman   yang   dihasilkan   berukuran    kecil  dengan kondisi  aseptik,  tanaman terbiasa  di lingkungan  dengan  kelembaban tinggi, relatif memerlukan   perlakuan  khusus  setelah aklimatisasi,   perlu penyesuaian  kembali  ke lingkungan  luar.

Peralatan laboratorium kultur jaringan


Peralatan  yang digunakan  dalam laboratorium   kultur jaringan  tanaman diantaranya adalah:

1.      Laminar Air Flow (LAF)
Laminar   Air  Flow  (LAF)  berfungsi    untuk   isolasi,   inokulasi   dan subkultur.   LAF ini harus  steril  dan bebas  dari  debu  dan  dilengkapi dengan lampu UV, lampu neon, dan blow.

2.      Autoclave
Autoclave   digunakan   untuk   mensterilkan    alat-alat   seperti   botol kultur, pinset, scalpel, dan media kultur.



3.      Lampu busen
Lampu   Bunsen   digunakan    untuk   mensterilkan    alat  yang   akan digunakan  untuk  menanam   eksplan,  selain  itu  juga  untuk mensterilkan  eksplan yang akan ditanam

4.      Petridish/cawan petri
Petridish  digunakan  sebagai  alas/tempat  untuk  memotong  eksplan yang akan ditanam.

5.      Timbangan analitik


6.      Magnetic stirrer
Magnetik stirrer berguna untuk menghomogenkansenyawa-senyawa dalam media kultur.
7.      Hot Plate
Hot plate  digunakan untuk  untuk  memanaskan media  kultur.  Hot Plate dan  Magnetic  Stirrer  kadang-kadang menjadi  satu  alat/tidak terpisah.

8.      Beaker glass
Beaker glass digunakan  untuk  mengambil  aquadest yang akan digunakan  untuk membuat media kultur

9.      Gelas ukur
Gelas Ukur  berfungsi   untuk   mengambil   larutan   stok  agar  sesuai dengan jumlah larutan  yang dibutuhkan

10.  Pinset
Pinset digunakan  untuk menjepit eksplan  yang akan ditanam. Disamping itu digunakan  juga untuk  mengambil  planlet dalam botol yang akan diaklimatisasi.

11.  Pisau Scapel

12.  Tabung Erlenmeyer
Tabung   Erlenmeyer    digunakan    untuk    menampung/menyimpan larutan   stok  yang akan digunakan  untuk pembuatan medua kultur.

13.  Lemari es
Lemari  es  digunakan   untuk   menyimpan   larutan   stok  yang  akan digunakan  untuk membuat media kultur

14.  Shaker

15.  Rak inkubasi
Rak inkubasi   digunakan   untuk   meletakkan   botol-botol/gelas-gelas kultur setelah  proses penanaman  yang dilengkapi dengan lampu neon sebagai  sumber  cahaya, diletakkan  pada  ruang ber AC sehingga suhu tekontrol  dan harus dijaga kebersihannya.  Rak dapat terbuat  dari kaca atau triplek yang permukaannya   putih.

16.  Gelas-gelas media

Demikianlah pengenalan beberapa peralatan laboratorium kultur jaringan.  untuk lebih jelasnya dapat diliat pada video berikut ini :