PERALATAN KULTUR JARINGAN
MAPEL : KULTUR JARINGAN
KELAS : XII APKJ (AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN)
KELAS : XII APKJ (AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN)
SK : Membiakkan
tanaman dengan teknik kultur jaringan
Pengertian kultur jaringan
Kultur jaringan dalam bahasa
asing disebut sebagai tissue
culture. Kultur adalah budi daya, sedangkan
jaringan adalah sekelompok sel
yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Maka kultur
jaringan artinya suatu teknik
membudidayakan jaringan tanaman
baru yang lengkap dan mempunyai
sifat seperti induknya.
Pembiakan dengan kultur jaringan dilakukan dengan mengambil bagian tanaman seperti
sel, jaringan, atau organ, kemudian menumbuhkannya secara aseptik (suci hama)
mengunakan media buatan yang
dilakukan di tern pat steril sehingga bagian tanaman terse but memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
tanaman yang lengkap. Manfaat kultur
jaringan tanaman
Pembiakan tanaman
dengan teknik kultur
jaringan memiliki tujuan untuk
memproduksi tanaman dalam jumlah
besar dalam waktu relatif singkat, terutama
untuk varietas-varietas unggul yang baru dihasilkan. Selain itu
kultur jaringan juga
dimanfaatkan untuk tujuan
pemuliaan tanaman dengan tujuan
menghasilkan tanaman baru
sesuai yang kita inginkan.
Kelebihan dan kelemahan kultur jaringan
Kelebihan pembiakan
tanaman dengan metode
kultur jaringan adalah dapat memperbanyak tanaman tertentu yang sangat sulit dan lam bat jika diperbanyak secara
konvensional, diperoleh bibit dalam jumlah banyak dalam waktu
singkat, perbanyakan tidak
memerlukan tempat yang luas, dapat dilakukan sepanjang tahun
tanpa mengenal musim, bibit yang dihasilkan
lebih sehat, dapat
memanipulasi genetik, dan
biaya pengangkutan bib it lebih
murah.
Kelemahan pembiakan
tanaman dengan metode
kultur jaringan adalah dibutuhkan biaya
investasi awal yang
relatif lebih besar
untuk pengadaan
laboratorium, dibutuhkan keahlian khusus untuk mengerjakannya,
tanaman yang dihasilkan
berukuran kecil dengan kondisi
aseptik, tanaman terbiasa
di lingkungan dengan kelembaban tinggi, relatif memerlukan perlakuan
khusus setelah aklimatisasi, perlu penyesuaian kembali
ke lingkungan luar.
Peralatan laboratorium kultur jaringan
Peralatan yang
digunakan dalam
laboratorium kultur jaringan tanaman diantaranya adalah:
1. Laminar Air Flow (LAF)
Laminar Air
Flow (LAF) berfungsi
untuk isolasi, inokulasi
dan subkultur. LAF ini
harus steril dan bebas
dari debu dan
dilengkapi dengan lampu UV, lampu neon, dan blow.
2. Autoclave
Autoclave digunakan
untuk mensterilkan alat-alat
seperti botol kultur, pinset,
scalpel, dan media kultur.
3. Lampu busen
Lampu Bunsen
digunakan untuk mensterilkan alat
yang akan digunakan untuk
menanam eksplan, selain
itu juga untuk mensterilkan eksplan yang akan ditanam
4. Petridish/cawan petri
6.
Magnetic stirrer
7.
Hot Plate
Hot plate digunakan untuk untuk
memanaskan media kultur. Hot Plate dan
Magnetic Stirrer kadang-kadang menjadi satu
alat/tidak terpisah.
8.
Beaker glass
9.
Gelas ukur
10. Pinset
Pinset digunakan untuk menjepit
eksplan yang
akan ditanam. Disamping itu digunakan juga untuk mengambil planlet dalam botol yang akan diaklimatisasi.
12. Tabung Erlenmeyer
Tabung Erlenmeyer digunakan untuk
menampung/menyimpan
larutan stok yang akan digunakan
untuk pembuatan
medua kultur.
13. Lemari es
15. Rak inkubasi
Rak inkubasi digunakan untuk
meletakkan
botol-botol/gelas-gelas kultur setelah
proses penanaman yang dilengkapi
dengan lampu neon sebagai sumber cahaya, diletakkan pada
ruang ber AC sehingga suhu tekontrol
dan harus dijaga kebersihannya.
Rak dapat terbuat dari kaca atau
triplek yang permukaannya putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar